Jumat, 27 Maret 2009

Benteng Marlborough Bengkulu

Fort Marlborough adalah sebuah bangunan benteng pertahanan yang terletak di pesisir pantai Tapak Paderi - Kota Bengkulu. Benteng ini dibangun oleh kolonial Inggris pada tahun 1914 – 1719 dibawah pimpinan Gubernur Jendral Josef Colin semasa pendudukan mereka di Wilayah Bengkulu. Benteng Marlborough adalah benteng terbesar yang pernah dibangun oleh Bangsa Inggris semasa kolonialismenya di Asia Tenggara.

Konstruksi bangunan benteng Fort Marlborough ini memang sangat kental dengan corak arsitektur Inggris Abad ke-20 yang ‘megah’ dan ‘mapan’. Bentuk keseluruhan komplek bangunan benteng yang menyerupai penampang tubuh ‘kura-kura’ sangat mengesankan kekuatan dan kemegahan. Detail-detail bangunan yang European Taste menanamkan kesan keberadaan bangsa yang besar dan berjaya pada masa itu. Dari berbagai peninggalan yang masih terdapat di dalam bangunan benteng dapat pula diketahui bahwa pada masanya bangunan ini juga berfungsi sebagai pusat berbagai kegiatan termasuk perkantoran, bahkan penjara.

Berbagai catatan sejarah pernah terjadi di Fort Marlborough ini, diantaranya tentang berbagai kejadian dalam kehidupan bangsa Inggris di Bengkulu saat itu, beberapa pesta perkawinan diantara mereka, berbagai kisah perniagaan rempah-rempah, peperangan-peperangan yang terjadi, hingga kisah gugurnya Hamilton, gugurnya Thomas Parr dan penundukan / penguasaan benteng ini selama lebih kurang enam bulan oleh perlawanan Tobo Bengkulu dengan Rajo Lelo-nya.

Dalam usia yang sudah mencapai tiga abad, nilai bangunan ini tentu lebih dari sekedar bangunan bersejarah yang berada di Bumi Bengkulu ini. Tetapi Fort Marlborough juga merupakan ‘prasasti’ yang mengisahkan tentang jalinan interaksi dua bangsa yang berbeda, yaitu bangsa Inggris dan bangsa Melayu Bengkulu’. Fort Marlborough bagaikan ‘permata sejarah’ yang menyatukan kenangan manis dari dua bangsa yang berbeda dalam sebuah untaian kalung ‘kehormatan peradaban’-nya masing-masing. Fort Marlborough adalah situs yang tiada boleh dilewatkan ketika wisatawan mengunjungi Bengkulu. (Al Aksan)

1 komentar: